Literasi Awal untuk Anak
Sastra merupakan bentuk dari
gambaran sebuah kehidupan dan gagasan/ide yang dimasukan kedalam bentuk dan
struktur bahasa (Huck, 1987:4). Sastra anak hendaknya dapat memberikan
kesenangan dan kenyamanan, serta memperluas wawasan anak dalam memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baru. Anak seringkali belum dapat memilih bacaan
sastra yang sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu, pembuatan karya sastra anak
harus bermanfaat bagi anak, berpusat pada anak dan lingkungannya pun sesuai
dengan anak.
Sulzby mengartikan literasi
sebagai kemampuan membaca dan menulis. Dalam pengertian luas literasi meliputi
kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dan berpikir
menjadi elemen didalamnya (Resmini, :4). Menurut Oxford Dictionary
sendiri literasi yaitu kemampuan membaca dan menulis. Literasi awal berkembang
seiring dengan proses perkembangan yang dimulai pada satu tahun pertama. Jadi,
literasi awal adalah kemampuan anak yang dimulai dari tahun pertama
kelahirannya dan sangat erat kaitannya pengalamannya dengan buku dan
cerita-cerita.Kemampuan literasi atau kemampuan baca-tulis ini merupakan kemampuan yang penting dalam
perkembangan anak sekolah. Kemampuan baca-tulis berpengaruh pada pencapaian
prestasi anak di sekolah. Oleh karena itu, literasi awal untuk anak hendaknya
dikenalkan sejak dini.
Macam – macam Literasi
Menurut Resmini (2012: 4) terdapat tiga jenis literasi, yaitu:
1.
Literasi visual
Liturasi visual merupakan kemampuan dimana individu memiliki kemampuan
mengenali penggunaan garis, bentuk, dan warna sehingga dapat
menginterpretasikan tindakan, mengenali objek, dan memahami pesan lambang.
Literasi visual awal pada anak dapat dilakukan dengan pemberian warna, gambar
dan bentuk tulisan yang menarik bagi anak.
2.
Literasi lisan
Literasi lisan merupakan kemampuan berbahasa yang menekankan pada aspek
berbicara dan
mendengarkan. Literasi lisan awal pada anak dapat dilakukan dengan cara memberikan lagu-lagu anak yang sederhana baik dari segi lirik lagu maupun nada-nadanya.
mendengarkan. Literasi lisan awal pada anak dapat dilakukan dengan cara memberikan lagu-lagu anak yang sederhana baik dari segi lirik lagu maupun nada-nadanya.
3.
Literasi terhadap teks tertulis (cetakan)
Literasi terhadap teks tertulis atau tercetak digambarkan sebagai
aktivitas dan keterampilan yang berhubungan secara langsung dengan teks yang
tercetak baik melalui bentuk pembacaan maupun penulisan. Literasi cetakan awal
pada anak dapat dilakukan dengan cara memberi buku bacaan dongeng bergambar
yang mampu menarik minat baca anak.
Tahapan Perkembangan Anak dan Pemilihan Bacaan Untuk Anak
Perkembangan kejiwaan anak
sesuai dengan usia secara universal melewati tahap-tahap tertentu.Nurgiyantoro
(2013:48-66) mengidentifikasikan tahapan perkembangan anak serta pemilihan
bacaan untuk anak yaitu :
1.
Perkembangan Intelektual
Jean Piaget mengemukaan bahwa perkembangan
intelektual merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungan dan kematangan
anak. Semua anak melewati tahapan intelektual dalam proses yang sama walau
tidak harus dalam umur yang sama. Tiap tahapan awal akan tergabung dalam
tahapan slanjutnya sebagai struktur berfikir
baru dalam proses perkembangan. Piaget membagi perkembangan intelektual
anak dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik yang
berbeda berkaitan dengan respon anak terhadap bacaan.
Tahap perkembangan intelektual tersebut meliputi :
a.
Tahap Sensori Motor (The Sensory-motor period, 0-2)
Tahap yang pertama merupakan tahap sensori motor,
karena perkembangan terjadi berdasarkan informasi dari indera(senses) dan tubuh
(motor). Karaktersistik utamanya adalah bahwa anak belajar lewat
koordinasipersepsi indera dan aktivitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab-akibat
atau hubungan-hubungan berdasarkan sesuatu yang dapat di raih atau dapat
berkontak langsung. Pada usia 1,5-2 tahun, anak akan lebih menyukai permainan
bunyi yang mengandungperulangan ritmis. Hal ini dapat berupa nyanyian,
kata-kata yang di bunyikan atau di lagukan.
b.
Tahap Praoperasional (The Preoperational period, 2-7)
Dalam tahap ini, anak mulai dapat mengoperasikan
sesuatu yang sudahmencerminkan aktivitasmental dan tidak lagi semata-mata
bersifat fisik. Karakteristik dalam tahap ini diantaranya :
-
anak mulai belajar mengaktualisasikan dirinya lewat bahasa, bermain, dan
menggambar.
-
Jalan pikiran anak, masih bersifat egosentris yang menempatkan dirinya
sebagai pusat dunia.
-
anak mempergunakan simbol lewaat gerakan-gerakan tertentu dan kemudian
lewat bahasa dalam pembicaraan.
-
Anak mengalami proses asimilasi, dimana ia menyatukan sesuatu yang ia
dengar, lihat dan dirasakan dengan cara menerima ide-ide tersebut kedalam suatu
bentuk skema dalam kognisinya.
Implikasi buku bacaan sastra yang sesuai dengan karakteristik tersebut
yaitu : (i) buku yang menampilkan gambar-gambar sederhana sebagai ilustrasi
yang menarik, (ii) buku bergambar yang memberi kesempatan anak untuk
memanipulasikannya, (iii) buku yang memberikan kesempatan anak untuk mengenali
objek dan situasi tertentu yang bermakna baginya, (iv) buku cerita yang
menampilkan tokoh dan alur yang mencerminkan tingkah laku dan perasaan anak.
c.
Tahap Operasional Konkret (The ConcreteOpeational, 7-11)
Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika
secara stabil. Karakteristik anak pada tahap ini antara lain:
-
Mengklasifikasi objek berdasarkan sifat-sifat umum yang sederhana, misal
klasifikasi warna dan klasifikasi karakter.
-
Membuat urutan secara semestinya, misal mengurutkan abjad, angka dan
kecil ke besar.
-
Anak mulai dapat berimajinasi serta adanya perkembangan pola pikir
egosentris sehingga menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasi sesuatu dengan
sudut pandang yang berbeda.
-
Anak mulai berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana.
Buku bacaan yang sesuai dengan
karakteristik tahapan perkembangan anak tersebut adalah (i) buku bacaan narasi
yang memuat urutan logis dari sederhana ke yang lebih kompleks, (ii) buku yang
menyangkut masalah yang sederhana dari mulai cara pengisahan, jumlah tokoh dan
masalah yang dikisahkan, (iii) buku bacaan menampilkan objek gambar yang
bervariasi, dan (iv) buku bacaan narasi yang menampilkan narator yang mampu
membawa anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu dan tempat lain.
d.
Tahap Operasi Formal (The Formal Operational, 11 atau 12 tahun ke atas)
Pada tahap ini anak telah mampu berpikir abstrak. Karakteristik anak pada
tahap ini yaitu:
-
Anak telah mampu berpikir secara teoritis, berargumentasi dan menguji
hipotesis
-
Anak mampu menyelesaikan masalah secara logis dan mengaitkannya dengan
masalah lain.
Dengan demikian implikasi
terhadap pemilihan buku bacaan sastra anak adalah (i) buku bacaan mampu membawa
anak untuk menemukan sebab-akibat dari masalah yang dikisahkan dan (ii) buku
bacaan menampilkan alur cerita ganda serta menampilkan persoalan dan karakter
yang komplek.
2.
Perkembangan Moral
Selain mempelajari perkembangan kognitif anak, Piaget juga mendalami
hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan moral. Piaget dan Kohl Berg
mengemukakan bagaimana anak mungkin saja mengubah interpretasinya terhadap
konflik dan moral dalam cerita. Perubahan penilaian moral antara lain :
-
Penilaian anak kecil terhadap masalah atau tindakan baik dan buruk
berdasarkan hukuman dan hadiah.
-
Penilaian tingkah laku dari anak kecil hanya dapat dibedakan ke dalam
baik dan buruk tidak ada alternatif lain.
-
Penilaian anak kecil terhadap suatu tindakan cenderung berdasarkan pada
konsekuensi yang terjadi kemudian tanpa memperhatikan pelakunya.
-
Pandangan anak kecil terhadap tingkah laku buruk dengan hukuman berjalan
sama, yang artinya semakin besar kesalahan akan semakin berat hukumannya.
3.
Perkembangan Emosional dan Personal
Di dalam diri anak, terdapat berbagai aspek yang
sama-sama mengalami pertumbuhan dan saling berkaitan satu dengan yang lain.
Aspek-aspek tersebut adalah kognitif, afektif/respon emosional, hubungan sosial
dan orientasi nilai-nilai. Agar dapat berproses secara penuh berfungsi sebagai
seorang manusia maka kebutuhan dasar anak harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan
dasar itu antara lain, kesadaran bahwa dirinya dapat dicintai dan mencintai,
dimengerti, aman, dan selamat, diakui sebagai kelompok dan merasa memiliki
kebebasan untuk tumbuh dan berkembang.
Implikasi untuk buku bacaan
sastra yang sesuai, yaitu pemilihan bacaan harus mempertimbangkan
masalah-masalah yang ada didalamnya serta mampu memberikan kepuasan kepada anak
sesuai tahapan perkembangan anaknya.
4.
Perkembangan Bahasa
Seorang bayi mulai belajar bahasa melalui bunyi dan ucapan yang didengar
dari sekelilingnya yang kemudian mampu membedakan bunyi suara manusia dengan
bunyi-bunyian lain. Dalam waktu beberapa tahun, seiring perkembangannya anak
mampu menguasai bahasanya sendiri. Noam Chomsky berkeyakinan bahwa dalam diri
anak terdapat semacam “alat” yang dipergunakan sebagai sarana memperoleh
bahasa. Sejak anak dilahirkan, ia sudah memiliki pembawaan, bakat rupa Language
Acquisition Devices yang buntuk memperoleh bahasa secara alami.
Implikasi pemahaman terhadap
proses pemerolehan bahasa anak tersebut bagi pemilihan buku bacaan sastra
adalah didasarkan pada materi yang dapat dipahami anak, ditulis dengan bahasan
yang sederhana, mempertimbangkan kesederhanaan kosa kata dan struktur, namun
juga berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak.
5.
Pertumbuhan Konsep Cerita
Pertumbuhan konsep cerita merupakan hal yang penting bagi kita untuk
membawa anak kebacaan sastra. Applebe (Huck dkk. 1987: 62-63) melakukan
penelitian untuk mengetahui perkembangan pemahaman anak terhadap pola struktur
cerita pada anak usia 2-5 tahun. Anak berusia 2 tahun pada umumnya berada pada
tingkat heap dimana belum mampu mengorganisasikan berbagai peristiwa atau objek
ke dalam struktur yang semestinya. Pada usia 5 tahun, anak telah mampu
mengorganisasikan berbagai peristiwa dan objek ke dalam tema, hubungan yang
bermakna, untuk menghasilkan cerita yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Huck, Charlotte S,
Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The lementary School. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Lukens, Rebecca J. 2003. A
Critical Handbook of Children’s
Literature. New York: Longman
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. SastraAnakPengantarPemahamanDuniaAnak.
Yogyakarta: GadjahMada. University press.
Resmini, Novi. 2012. SastraAnakdanPengajarannya Di SekolahDasar. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar